Kapitalisasi pasar merupakan
besarnya nilai saham yang beredar, yaitu total lembar saham sebuah perusahaan
dikalikan dengan harga per lembar saham.
Kapitalisasi = total jumlah lembar saham x harga saham
Kapitalisasi menunjukkan besar dan
kecilnya suatu perusahaan. Meskipun tidak ada penggolongan secara resmi oleh
Bursa Efek Indonesia, berdasarkan kapitalisasinya, saham dapat dibedakan
menjadi:
·
Saham blue
chips atau saham lapis pertama
·
Saham Lapis kedua
·
Saham lapis ketiga
1.
Saham Lapis Pertama
Perusahaan yang berkapitalisasi besar digolongkan
sebagai perusahaan besar, perusahaan papan atas, atau yang sering disebut
dengan blu chips. Biasanya,
pergerakan harga saham dari perusahaan blue
chips ini sangan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG atau Indeks Harga
Saham Gabungan. Sebenarnya tidak ada batasan khusus dari BEI mengenai berapa
besar kapitalisasi sebuah perusahaan dapat dikatakan besar, karena BEI tidak
mengklasifikasikan secara khusus perusahaan-perusahaan mana yang tergolong blue chips (lapis pertama), second liner (lapis kedua), atau third liner (lapis ketiga). Namun
rata-rata perusahaan yang tergolong besar kapitalisasinya mempunyai rata-rata
kapitalisasi sekitar Rp 40 Triliyun atau bahkan bisa lebih.
Berikut beberapa perusahaan yang tergolong berkapitalisasi
besar :
Kode Saham
|
Nama
Perusahaan
|
Sektor
|
ASII
|
PT ASTRA INTERNATIONAL TBK
|
Consumer Discretionary
|
BBCA
|
PT BANK CENTRAL ASIA TBK
|
Banking
|
TLKM
|
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA PERSERO
|
Telecomunication
|
BBRI
|
PT BANK RAKYAT INDONESIA PERSERO
|
Banking
|
BMRI
|
PT BANK MANDIRI PERSERO TBK
|
Banking
|
PGAS
|
PT PERUSAHAAN GAS NEGARA PERSERO
|
Utilities
|
SMGR
|
PT SEMEN INDINESIA PERSERO
|
Materials
|
UNVR
|
PT UNILEVER INDONESIA TBK
|
Consumer Staples
|
UNTR
|
PT UNITED TRACTORS TBK
|
Insutrials
|
INTP
|
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
|
Materials
|
INDF
|
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
|
Consumer Staples
|
KLBF
|
PT KALBE FARMA TBK
|
Health Care
|
GGRM
|
PT GUDANG GARAM TBK
|
Consumer Staples
|
Biasanya saham lapis pertama ini mempunyai harga
diatas Rp 5000/lembarnya. Tetapi ada juga saham blue chips yang mempunyai harga dibawah Rp 5000/lembar. Karena
pergerakan harga yang tidak terlalu vlatif dalam jangka pendek, saham blue chips ini cenderung naik dalam
jangka panjang, disertai juga dengan nominal yang cenderung tinggi per
lembarnya, saham lapis pertama ini cenderung lebih cocok untuk investasi jangka
panjang dari pada untuk investasi jangka pendek atau trading.
2.
Saham Lapis Kedua
Saham lapis kedua, mempunyai karakter yang sedikit
berbeda dengan saham lapis pertama. Saham lapis kedua ini cenderung lebih aktif
dan mempunyai kapitalisasi yang relatif kecil. Kapitalisasi saham lapis kedua
berkisar Rp 4 Milyar ke atas. Karena saham jenis ini cenderung aktif maka lebih
sering dimanfaatkan oleh trader untuk trading jangka pendek atau menengah.
Saham lapis kedua seringkali berasar dari perusahaan yang sedang bertumbu (growing) dan belum semapan perusahaan
lapis pertama.
Berikut merupakan perusahaan lapis kedua:
Kode Saham
|
Nama
Perusahaan
|
Sektor
|
LPKR
|
PT LIPPO KARAWACI TBK
|
Financials
|
ADRO
|
PT ADARO ENERGY TBK
|
Energy
|
LPPF
|
PT MATAHARI DEPARTEMEN STORE
|
Consumer Discretionary
|
BMTR
|
PT GLOBAL MEDIACOM TBK
|
Consumer Discretionary
|
EXCL
|
PT XL AXIATA TBK
|
Telecomunication
|
SCMA
|
PT SURYA CITRA MEDIA TBK
|
Consumer Discretionary
|
MNCN
|
PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK
|
Consumer Discretionary
|
BSDE
|
PT BUMI SERPONG DAMAI
|
Property
|
MYRX
|
PT HANSON INTERNATIONAL TBK
|
Property
|
JPFA
|
PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK
|
Consumer Staples
|
LSIP
|
PT PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK
|
Agriculture
|
SUGI
|
PT SUGIH ENERGY TBK
|
Energy
|
ACES
|
PT ACE HARDWARE INDONESIA TBK
|
Consumer Discretionary
|
Biasanya saham lapis kedua memiliki harga perlembar
sahamnya berkisar Rp 1000 – Rp 5000. Tetapi ada juga saham lapis kedua yang
mempunyai harga diatas rentan harga tersebut. Karena pergerakan harga yang
cederung aktif, dan nominal yang tidak terlalu besar per lembarnya, biasanya
saham lapis kedua ini banyak dimanfaatkan untuk trading jangka pendek dan
menengah.
3.
Saham Lapis Ketiga
Saham lapis
ketiga ini adalah jenis saham yang paling aktraktif diantara saham blue chips dan second liner. Kapitalisasinya yang sangat kecil mengakibatkan saham
ini mudah sekali digerakan harganya. Saham lapis ketiga ini sering sekali tidur
namun tiba-tiba saja volume dan frekuensi transaksi meningkat tinggi. Kadang,
saham lapis ketiga ini secara tiba-tiba mengalami kenaikan harga yang
signifikan, bisa meningkat puluhan persen sehari. Namun, tidak jarang juga saham
lapis ketiga ini turun secara tiba-tiba saja turun puluhan persen sehari. Banyak trader yang menghasilkan keuntungan
dengan spekulasi membeli saham lapis ketiga ini, banyak pula yang telah menjadi
korban dari pergerakan saham ini.
Biasanya saham
lapis ketiga ini harga perlembarnya termasuk murah, karena harga saham lapis
ketiga ini dibawah Rp 1000 bahkan di bawah Rp 500 dengan jumlah saham yang
tidak terlalu banyak sehingga mudah digerakkan oleh orang yang berkepentingan,
atau sering dikenal dengan “digoreng”. Oleh karena itu, tidak heran saham ini
seringkali disebut dengan saham “gorengan”. Hati-hati, jangan berspekulasi
dengan saham “gorengan” ini meski keuntungannya memang tinggi. Terlalu banyak
“gorengan” bisa berdampak tidak baik pada portofolio.
bagus banget postingannya. Terimakasih!
ReplyDelete